Artikel

Peran MSG untuk Solusi Tumbuh Kembang Anak yang Optimal

Diterbitkan oleh Author Ajinomoto pada 11 August 2022

Hingga kini, stigma negatif terkait penggunaan Monosodium Glutamat (MSG) atau micin di makanan yang katanya menyebabkan kebodohan masih banyak bermunculan di masyarakat. Namun, benarkah MSG atau micin tidak aman bagi masyarakat umum ataupun anak-anak dan menyebabkan kebodohan?

PT AJINOMOTO INDONESIA (Ajinomoto) menggelar Webinar: "Peran MSG untuk Solusi Tumbuh Kembang Anak yang Optimal", sebagai upaya mendukung masyarakat Indonesia agar tetap sehat dengan menyebarluaskan fakta informatif tentang manfaat Bumbu Umami seperti MSG.


Webinar kali ini menghadirkan dr. Ardi Santoso, Sp. A, M. Kes. (Dokter Spesialis Anak di Rumah Sakit Kasih Ibu Surakarta) sebagai narasumber. Menurutnya, sebagai orangtua terutama ibu, pastinya kita ingin memberikan anak asupan makanan yang lengkap kandungan gizi dan juga memiliki cita rasa yang lezat. Namun, terkadang ragu untuk menggunakan bumbu umami seperti MSG sebagai penguat rasa, karena khawatir proses pembuatan bumbunya tidak alami.

“Sebenarnya paling sering kesalahan dari para orangtua dalam pemberian makanan khususnya untuk bayi (6 bulan) yang sudah bisa mendapatkan MPASI kalau yang saya lihat adalah sama sekali tidak memberikan bumbu perasa seperti gula, garam, apalagi MSG pada makanan, sehingga cenderung MPASI nya hambar atau minim rasa. Padahal resiko bagi para ibu lebih besar jika minim memberikan bumbu penyedap dalam MPASI anaknya, hasilnya si anak jadi tidak nafsu makan,” ungkap dr. Ardi dalam penyampaian materi di sesi webinar.

“Faktanya MSG merupakan bumbu umami penguat rasa yang aman dikonsumsi semua tahapan usia. MSG dapat dimetabolisme dengan baik bahkan pada bayi sekalipun. European Communities Committee dan juga pada buku karya (Dien, Dieng, Nurhidayat (2018), IDI – MSG Review) menyebutkan bahwa bayi juga memetabolisasi glutamat sama efisien nya dengan orang dewasa, dan faktanya bayi sejak lahir pun sudah mengenal kandungan glutamat dari ASI (Air Susu Ibu),” lanjutnya.

Menurut dr. Ardi, penggunaan MSG pada makanan juga dapat dijadikan strategi untuk diet rendah garam. Karena kandungan natrium dalam MSG hanya 1/3 dari kandungan natrium dari garam dapur biasa. Sudah banyak penelitian dan juga jurnal ilmiah yang menjelaskan hal tersebut, contohnya pada penelitian yang dilakukan Jinap S & Hajep P. et al (2010).

Sependapat dengan dr. Ardi, Grant Senjaya – Head of Public Relations Department PT AJINOMOTO INDONESIA, menyampaikan bahwa saat ini Ajinomoto sedang menggiatkan kampanye Bijak Garam yang memang sejalan dengan anjuran Kementerian Kesehatan RI terkait pengurangan asupan Gula, Garam, Lemak (GGL) dalam konsumsi sehari-hari.


“Melalui kampanye Bijak Garam yang sedang digiatkan ini, Ajinomoto ingin mengedukasi masyarakat tentang pentingnya diet rendah garam dan mengajak keluarga Indonesia untuk hidup lebih sehat dengan mengurangi asupan atau penggunaan garam dalam mengolah makanan, namun tetap bisa memperoleh cita rasa yang tinggi. Kampanye ini juga merupakan bukti komitmen Ajinomoto untuk terus memberikan kontribusi positif kepada masyarakat, dengan meningkatkan kesejahteraan dan kesehatan keluarga Indonesia melalui produk dan layanan yang berkualitas tinggi. Untuk melihat detail menu Bijak Garam, dapat diakses melalui website Dapur Umami kami: https://www.dapurumami.com/page/bijak-garam,” ujar Grant.

“Bagi Ajinomoto, gizi yang baik adalah hal besar yang kami soroti dan merupakan modal penting bagi pertumbuhan generasi masa depan. anak-anak di Indonesia membutuhkan gizi yang baik dan lengkap untuk tumbuh kembangnya. Dengan begitu, perkembangan mental dan fisik anak-anak di Indonesia jadi lebih baik sehingga menjadi generasi yang akan tumbuh dan berkembang,” lanjutnya.

PT AJINOMOTO INDONESIA berkomitmen untuk terus memberikan kontribusi positif kepada masyarakat, dengan meningkatkan kesejahteraan dan kesehatan keluarga Indonesia melalui produk dan layanan berkualitas tinggi yang berfokus pada kelezatan dan kesehatan.

Artikel Terkait